TIGA serdadu Romawi nongkrong di sebuah kedai minum pada pukul sebelas malam. Ada bertong-tong minuman berjejer di sekitar dinding. Di belakang gerai kayu, penjual anggur
Ibrani melayani mereka. Ketiga serdadu Romawi itu sedikit tolol.
SERDADU 1: "Maukah kau mencicipi anggur merah?"
SERDADU 2: "Tidak, tidak akan kucicipi."
SERDADU 1: "Lebih baik kau cicipi."
SERDADU 2: "Baiklah, George, kita bertiga akan minum anggur merah."
PENJUAL ANGGUR IBRANI: "Ini Tuan-tuan. Kalian akan menyukainya. (Dia meletakkan kendi gerabah yang telah diisinya dengan anggur merah yang terdapat pada salah satu tong). Ini
anggur yang lezat."
SERDADU 1: "Mari minum. (Dia berpaling kepada serdadu ketiga yang bersandar pada tong). Ada apa denganmu?"
SERDADU 3: "Aku sakit perut."
SERDADU 2: "Lebih baik kau minum air."
SERDADU 1: "Minumlah sedikit anggur merah."
SERDADU 3: "Aku tidak bisa minum anggur sialan itu. Itu menyebabkan asam lambungku meningkat."
SERDADU 1: "Kau berada di luar sini terlalu lama."
SERDADU 3: "Sialan, tidakkah aku tahu?"
SERDADU 1: "Begini, George, bisakah kau memberi temanku ini sesuatu untuk menyembuhkan perutnya?"
PENJUAL ANGGUR IBRANI: "Akan segera kuambil."
Serdadu Romawi ketiga meminum cairan yang diracik oleh penjual anggur untuknya.
SERDADU 3: "Hei, apa yang kau taruh di dalam minuman ini, keripik unta?"
PENJUAL ANGGUR: "Yang kau minum itu ramuan, Letnan. Kau akan sembuh."
SERDADU 3: "Ya, aku tidak merasa sakit lagi."
SERDADU 1: "Minum ramuan itu. George pernah menyembuhkan sakit perutku."
PENJUAL ANGGUR: "Keadaanmu buruk, Letnan. Aku tahu apa yang dapat menyembuhkan sakit perut."
Serdadu ketiga meminum secangkir ramuan.
SERDADU 3: "Oh, Yesus Kristus." Dia menyeringai.
SERDADU 2: "Itu tanda bahaya palsu!"
SERDADU 1: "Oh, aku tidak tahu. Dia di sana tadi cukup sehat hari ini."
SERDADU 2: "Kenapa dia tidak turun dari tiang salib?"
SERDADU 1: "Dia tidak mau turun dari tiang salib. Itu bukan lakonnya."
SERDADU 2: "Tunjukkan kepadaku orang yang tidak mau turun dari tiang salib."
SERDADU 1: "Wah, sialan, kau tidak tahu apa-apa tentang soal ini. Tanya George. Apa dia mau turun dari tiang salib, George?"
PENJUAL ANGGUR: "Kutegaskan kepada kalian, Tuan-tuan, aku tidak berada di sana. Aku tidak tertarik dengan masalah ini."
SERDADU 2: "Dengar, aku sudah melihat banyak dari mereka dan banyak lagi di tempat-tempat lainnya. Setiap kali kau tunjukkan kepadaku orang yang tidak mau turun dari tiang salib di saat
waktunya tiba, akan kupanjat tiang itu."
SERDADU 1: "Kurasa dia cukup sehat di sana hari ini."
SERDADU 2: "Kalian tidak tahu apa yang sedang kubicarakan. Aku tidak bilang apakah dia sehat atau tidak. Yang kumaksudkan ialah ketika waktunya tiba. Sewaktu mereka mulai melakukannya, tak ada satu pun dari mereka yang tidak akan menghentikannya kalau mereka sudah bertindak."
SERDADU 1: "Tidakkah kau memahaminya, George?"
PENJUAL ANGGUR: "Tidak, aku tidak tertarik dengan persoalan itu, Letnan."
SERDADU 1: "Tindakannya mengagetkanku."
SERDADU 3: "Bagian yang tidak kusuka ialah memaku mereka. Kau tahu pasti itu membikin dirimu cukup buruk."
SERDADU 2: "Tidak begitu buruk sewaktu mereka mengangkatnya ke atas." Dia menirukan gerakan mengangkat dengan kedua telapak tangannya bersisian.
SERDADU 3: "Mereka memperlakukannya dengan cukup buruk."
SERDADU 1: "Tidakkah aku pernah melihat mereka? Aku pernah melihat banyak orang dari kalangan mereka. Kuberi tahu kalian, dia cukup sehat di sana hari ini."
Penjual angggur mendongak dengan penuh pengharapan. Serdadu Romawi ketiga duduk dengan menundukkan kepala. Kelihatannya dia tidak sehat.
SERDADU 3: "Aku tidak mau lagi."
SERDADU 2: "Cuma untuk dua orang, George."
Penjual anggur mengeluarkan kendi berisi anggur, ukurannya lebih kecil daripada kendi sebelumnya. Dia memajukan tubuhnya di atas gerai kayu.
SERDADU 1: "Kau lihat gadis si lelaki itu?"
SERDADU 2: "Tidakkah aku berdiri tepat di sisinya?"
SERDADU 1: "Dia cantik."
SERDADU 2: "Aku sudah mengenalnya sebelum dia mengenalnya." Dia mengedipkan mata kepada penjual anggur.
SERDADU 1: "Aku dulu biasa melihatnya di sekitar kota."
SERDADU 2: "Dia dulu punya banyak barang. Dia tidak pernah membikin gadis itu bernasib buruk."
SERDADU 1: "Oh, dia tidak beruntung. Tetapi dia kelihatan cukup sehat bagiku di sana hari ini."
SERDADU 3: "Apa yang terjadi dengan para pendukungnya?"
SERDADU 1: "Jumlah mereka menyusut. Cuma kaum perempuan yang masih menemaninya."
SERDADU 2: "Mereka sekelompok perempuan cantik berbaju kuning. Sewaktu mereka melihatnya naik, mereka tidak menginginkan apa pun dari hal itu."
SERDADU 1: "Perempuan-perempuan yang tertipu itu baikbaik saja.
SERDADU 2: "Tentu, mereka yang tertipu baik-baik saja."
SERDADU 1: "Kau melihatku menusukkan tombak ke tubuhnya?"
SERDADU 2: "Kau akan ditimpa masalah suatu hari nanti
gara-gara berbuat begitu."
SERDADU 1: "Paling tidak itu aku bisa berbuat sesuatu untuknya. Kuberi tahu kau, di mataku dia terlihat cukup sehat di sana hari ini."
PENJUAL ANGGUR IBRANI: "Tuan-tuan, kalian tahu aku harus menutup kedai."
SERDADU 1: "Kami mau minum satu putaran lagi."
SERDADU 2: "Apa gunanya? Minuman ini tidak akan membawamu ke mana-mana. Mari kita pergi."
SERDADU 1: "Cuma satu putaran saja."
SERDADU 3: Bangkit dari tong. "Tidak, mari kita pergi. Aku merasa seperti berada di neraka malam ini."
SERDADU 1: "Cuma satu putaran lagi."
SERDADU 2: "Tidak. Mari kita pergi. Kita akan pergi. Selamat malam, George. Masukkan ke dalam tagihan.
PENJUAL ANGGUR: "Selamat malam, Tuan-tuan. (Dia terlihat sedikit cemas). Tidak bisakah kau memberiku sedikit uang sebagai bayaran, Letnan?"
SERDADU 2: "Persetan George! Kami menerima gaji hari Rabu."
PENJUAL ANGGUR: "Baiklah, Letnan. Selamat malam, Tuan-tuan."
Ketiga serdadu Romawi keluar pintu menuju jalanan.
SERDADU 2: "George itu baik seperti mereka."
SERDADU 1: "Oh, George itu teman yang baik."
SERDADU 2: "Semua orang menjadi teman baik bagimu malam ini."
SERDADU 3: "Ayolah, mari kita pulang ke barak. Aku merasa seakan-akan berada di neraka malam ini."
SERDADU 2: "Kau terlalu lama berada di sini."
SERDADU 3: "Bukan, bukan itu. Aku merasa seakan-akan
berada di neraka."
SERDADU 2: "Kau terlalu lama berada di sini. Itu saja."
TIRAI DITURUNKAN.
Ernest Miller Hemingway lahir pada 21 Juli 1899 di Illinois, Chicago, Amerika Serikat. Dia tersohor sebagai novelis, pengarang cerita pendek dan wartawan. Hemingway menerima penghargaan Hadiah Pulitzer pada 1953 untuk novel The Old Man and the Sea. Dan pada 1954 Dia meraih Nobel Sastra.