Sabtu, 4 Februari 2023, Grobak Hysteria singgah di ruang publik Langgam Pustaka dalam perjalanannya melanjutkan misi "Lawatan, Jalan Terus" edisi Jawa Barat dan Banten. Lawatan ke beberapa kota yang ada di Jawa Barat dan Banten ini sekaligus mengenalkan dua buku kumpulan Zine karya Kolektif Hysteria yang berjudul Kota yang Tak Pernah Histeris (2020, kompilasi arsip) dan Jalan Terus, Tumbuh Bersama Kota (2021, Kompilasi Zine). Kawan-kawan lintas komunitas yang ada di Tasikmalaya turut serta hadir. Diskusi dimulai dengan santai.
Mas Adin, selaku Arsiparis Hysteria dalam diskusi itu mengatakan bahwa sebenarnya kerja-kerja Kolektif Hysteria sendiri berawal dari kegusaran atas situasi Kota Semarang yang tak memiliki histeria apa pun dan membuat Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu semakin asing dari ruang-ruang cengkerama yang asyik bagi anak muda. Terkait dengan buku kumpulan Zine sendiri, ia beserta beberapa koleganya mulai mengarsipkan Zine-Zine itu sejak tahun 2004. Temanya sangat beragam, mulai dari seni kreatif, budaya lokal, subkultur populer, serta tak ketinggalan tema politik yang ketika masa reformasi, Zine menjadi senjata alternatif bagi masyarakat untuk tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan yang murah, namun juga sebagai bentuk partisipasi politik masa yang memberi keleluasaan untuk menuliskan gagasan-gagasan dan tuntutannya.
Tak cukup sampai di situ, Kolektif Hysteria bukan lagi hanya menjadi komunitas yang literat, namun juga berusaha ambil bagian dalam eksistensi budaya lokal, perawatan tempat-tempat yang memiliki nilai seni dan fungsi yang tinggi namun terbengkalai, juga berusaha membaca tata kelola kota agar pembangunan tak berfokus menjadikan masyarakat menjadi objek, tetapi pembangunan juga harus melibatkan masyarakat sebagai pelaku. Maka dari itu, Mas Adin bersama Kolektif Hysteria ingin hadir ke dalam ruang demokratis itu dengan membawa opsi dan rencana yang matang, terukur, serta tetap mengutamakan nilai-nilai lokal.
Bagi Kolektif Hysteria, nilai-nilai di tengah masyarakat itu bukan hanya saja harus dirawat, tetapi harus diaktualisasikan dalam setiap peran masyarakat. Kerja-kerja kolaboratif harus terus digaungkan, dan Tasikmalaya bersyukur disinggahi Kolektif Hysteria, setidaknya untuk menularkan energi positifnya.
Agus Salim Maolana, lahir di Tasikmalaya 21 Agustus 1997. Lulus di Universitas Siliwangi pada Tahun 2020 mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Sekarang aktif di Langgam Pustaka dan menjabat sebagai pendidik di SMP IT Riyadlul Ulum Wada’wah Kota Tasikmalaya.