Serupa pohon yang terus melahirkan kuncup baru nan segar. Selama lima tahun, Langgam Pustaka, senantiasa melahirkan kuncup-kuncup manis bagi perkembangan dunia kepenulisan di Indonesia. Berbagai penghargaan bergengsi baik lokal maupun nasional berhasil disabet buku-buku terbitan Langgam Pustaka. Hari ini, Langgam Pustaka semakin merangkak menyaingi penerbit-penerbit ternama di Indonesia.
29 Desember 2021 menjadi hari spesial bagi Langgam Pustaka dan para penulis buku di Langgam Pustaka. Disiarkan langsung melalui kanal YouTube “Langgam Pustaka TV” dan Instagram @langgampustaka, perusahaan penerbitan di Tasikmalaya ini menyelenggarakan ajang Langgam Pustaka Award 2021.
Langgam Pustaka Award 2021 hadir secara perdana sebagai wujud penghargaan terhadap buku-buku terbaik terbitan Langgam Pustaka. Dan secara bertautan, ajang tersebut pun merupakan bentuk penghargaan terhadap para penulis yang telah melahirkan buku terbaik di Langgam Pustaka. Melalui ajang tersebut pula, Langgam Pustaka semakin mengokohkan diri di tengah masyarakat dan perkembangannya saat ini.
Sederet nama tokoh literasi Tasikmalaya turut hadir mengisi ajang bergengsi bagi para penulis Langgam Pustaka malam itu. Teguh Pribadi Eska, Fitri Nazayanti, dan Cep Wildan Ramdani hadir sebagai pembaca nominasi. Acara yang berlangsung secara virtual tersebut diawali dengan tayangan selayang pandang Langgam Pustaka. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan direktur sekaligus salah satu pendiri Langgam Pustaka, Mufidz At-thoriq Syarifudin, pembacaan nominasi, dan penutup.
Langgam Pustaka Award 2021 mengusung tiga kategori penghargaan, yakni buku puisi terbaik, buku prosa terbaik, dan buku non-fiksi terbaik. Masing-masing kategori diisi oleh lima nominasi, di antaranya “Pelukan Rusuk Pujangga” karya Rendy Jean Satria; “Ibu, Kota, dan Kenangan” karya Dedi Tarhedi; “Sesajen” karya Rizqie M. A. Atmanegara; “Suara dari Pengungsian” karya Nissa Rengganis; dan “Galunggung Ahung” karya Yana S. Atmawiharja pada kategori puisi terbaik. Kategori buku prosa terbaik, di antaranya “Di Balik Mata Sungkawa” karya Kawah Sastra Ciwidey; “Perempuan yang Berhenti Membaca” karya Ratna Ayu Budhiarti; “Ruang Tunggu Ara” karya Nabaranisha; “Kisah-Kisah Tak Penting” karya Matdon; dan “Bagaimana Aku Kehilangan Cinta Bagaimana Aku Menemukan Cinta” karya Yana S. Atmawiharja. Sementara itu pada kategori buku non-fiksi terbaik, di antaranya “Narasi Perjuangan Intelektual” karya Derry Rm., dkk.; “Strategi Penyusunan dan Publikasi Artikel Ilmiah” karya Nuryanti Taufik dan Faizal Haris Eko Prabowo; “Pemahaman Konsep Literasi Gender” karya prof. DR. Yoce Aliah Darma, M.Pd. dan D.R. Sri Astusti M.Pd.; “Benang Merah Prosa” karya Budi Riswandi; dan “Dari Negara Tradisional Hingga Negara Republik” karya Pendidikan Sejarah UNSIL. Ada pun pemenang dari ketiga kategori tersebut, yakni “Pelukan Rusuk Pujangga” sebagai buku puisi terbaik, “Perempuan yang Berhenti Membaca” sebagai buku prosa terbaik, dan “Benang Merah Prosa” sebagai buku non-fiksi terbaik.
Terlaksananya Langgam Pustaka Award 2021 diharapkan dapat memancing pertumbuhan semangat menulis dan menerbitkan buku di kalangan masyarakat khususnya generasi muda.
“Langgam Pustaka akan selalu ada. Langgam Pustaka akan menemani Anda berkarya. Langgam Pustaka untuk anak-anak bangsa Indonesia.”
***
—Azis Fahrul Roji, langgampustakadotcom.