Tenggelam di Dalam Sepi
berdua, menepi mencari sepi
diserang ego yang terus merasuki
hanyut tenggelam dalam ruang sepi
tak tahu kapan untuk diakhiri
Sore Itu
sore itu tak kunjung berlalu
pekatnya terus menderu
sangat syahdu
senyummu kala itu
kembali terusik di estimasi
membabi buta tak henti
meresahkan sekali
Akhir
dan pada akhirnya
kita hanyalah sisa-sisa
kemudian tercipta
puing-puing sepi
dan pada akhirnya
kita hanyalah kata
yang sementara
kemudian sendiri
dan pada akhirnya
kita hanyalah sejarah
kemudian rasa tak ada lagi
dan pada akhirnya, kita pun usai
Tempat Baru
kujumpai bilik baru di seberang tembok
ranah yang tenang
sembari berbincang
kumembaji lagi nafsi
sampai kutahu tak ada
sepi yang sejati
kudirombak semesta, terlabui
hingga tak sadarkan diri
Wiyata
kaki-kaki dibuatnya tak takut pada pelik
diterangkan dalam setiap seluk-beluk
memandu jalan agar tak tersesat
hingga aku tahu cara menguat
Saya Wihel, kelahiran 2004. Sekarang masih menjadi mahasiswa di sebuah Universitas di Yogyakarta. Saya berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur. Saya tidak pandai menulis. Sejauh ini, masih menjadi orang yang ingin mencintai puisi dengan selayaknya.