Dan Aku Tetap Menulis Syair
aku menulis syair
bukan karena mencintai syair
tapi rintihan kebenaranlah membawaku
lewat syair hamba mengucapkan keyakinan
menggiring titah kebenaran
meluluhlantakkan ketidakadilan
dan aku pun di dalam batu kebijaksanaan
meski kadang terperangkap, menganga tak berkutik
dan syair melabuhkanku
dipapas sinar sunyi senyap
perlahan menerangi keikhlasan
dan dihadang ketulusan
.....menghampar sejauh melempar syair
begitu adanya!
pada sudut berbeda.....menyatu dan tinggal,
terjaga di penghujung sebuah titik
riuh oleh waktu yang menyatu
atau lekuk sesal yang tertinggal
.....dan aku tetap menulis syair
-2021
Membasuh Doa
ada ruang hakikat
dengan kehidupan mendekat
mengunjungi masa dan tempat
sejumput sumbu imajiner terikat
ada waktu setara
selalu saja penuh cara
menemukan adiluhung aksara
seluas hamparan gurun kembara
berseru sekeras mungkin, menghantam !
tak perlu membebani
dengan harapan manikam
biarkan membasuh doa
bersama hasrat terpendam
hinggap mengisi
sekelumit syukur tak padam
-2023
Berbincan Seguyur Sabar
bersabar harus bagus
bersyukur harus bagus
dengan masalah yang selalu ada
bila tidak bagus, reaktif tercipta
bersabar melayangkan angan
terbang pada sebuah kenangan
bersabar hadirkan penghujung hari
meski dalam balutan janji manis
bersabar melangkah pada setiap kenangan
meski takkan mungkin hadir sama
bersabar dalam keluhan jiwa
meski membara semakin terasa
bersabar kadang sirna terbawa
tersiksa dengan hampa
terkhianati tak bertepi
membawa lamunan luka
sabarnya yang tidak habis – habis, karena sabarnya paling...
-2019
Aku Air Mata
aku ialah air mata
ratapan yang diungkapkan oleh hati
dalam kata yang tak terucapkan
meski mengering pun
‘rasa’ kata-kata itu
tenggelam semakin dalam
-2023
Di Sepertiga Penantian
akhirnya berat untuk melepaskan
yang sudah sesal dalam abadi
yang harap berujung bahagia
akankah asa semata ?
akhirnya rasuk untuk tegar
akan menghadapinya
meski kadang sekejap hilang
akankah teriakkan mimpi ?
teriak dengan tentang
teriak dengan hampa
teriak dengan tunggu
teriak dengan cari
beginikah tersiksanya jika menanti ?
-2019
Kata Mereka ... Toreh Sembilu
di sana kata mereka
gemulai manja merangkul
berhias renda belahan rembulan
bukan itu !
di sana kata mereka
pinggiran jalan tersoroti
bersisian temaram janji
bukan itu !
di sana kata mereka
terusan putih satin
dipasang dalam tatakan menu
bukan itu !
di sana kata mereka
tersaji mirip tungku
mengendong pemberian romantis
bukan itu !
di sana kata mereka
pembuka serasi di tengah hasrat
putih berubah bintik hitam
bukan itu !
seolah itu kau
melepas masa kelam
melangkah maju ke sebuah harapan
ditelan pilu oleh waktu yang berlalu
-2019
Meretas Larik Kenangan
kita adalah kenangan
bernaung dari masa lalu
keriputnya adalah pikiran.
atas pertemuan atau tidak
sebelum kau berubah jadi kenangan
telah kumaafkan dirimu.
atas kebersamaan atau tidak
sebelum bahagia itu menghilang
telah kusimpan senyummu.
kita tidak pernah tahu
sampai kapan mampu
menangguhkan hari.
menjaga tatapan waktu
meski sejuta misteri.
sampai akhirnya berhenti
jadi cerita atau saksi
selalu teraduk pagi dan sore
maka simpan larik ini
dan ambillah masamu !
-2022
Kusimpul Doa Ini
bila sampai kini
dalam timpai kemurkaan
tenggelam dalam kesesatan
harap dengan sinar taufik-Mu
dalam hati ini
ingin membesarkan Asma-Mu
dalam langkah kecil ini
meski waktu datang silih berganti
damaikanlah pertengkaran hati ini
pertautkanlah cabaran jiwa ini
sematkanlah cahaya-Mu
jauhkanlah gundah bergulir
mauku jauhkan dari rasa ...
tak terungkap....
tak tampak....
tersembunyi....
-2019
Sultan Musa, berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar di berbagai platform media daring & luring. Karya - karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Seperti “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021), “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), Antologi "The Mist" – International Poetry Anthology Global Writers (2023), Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan-Malaysia (2022), Antologia Indonesia – Costarica Poetica Luz Del Faro “Detak Samudra dan Buana – Latidos De Mar Y Tierra” Asih Sasami Indonesia Global Writers (2024), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah, Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023), HOMAGI – International Literary Magazine, Jambore Sastra Asia Tenggara (2024), Note Journey Magazine, Antologi Puisi Indonesia ‘Gurindudendam‘ Festival Sastra Melayu Riau (2024), Antologi Puisi Dari Negeri Poci 14 “ Jauhari” KosaKataKita (2024) & puisinya terpilih pada event "Challenge Heart and Art for Change" Collegno Fòl Fest Turin – ITALIA (2024). Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun IG : @sultanmusa97