Dalam Jelma Angin
: endah w
sepi
bercakap-cakap kepadaku
ia berhasil perlihatkan warnanya
di halaman rumah tua
yang tak berjendela ini
dan engkau
mendaras tiba-tiba
menanda penantian
dari atas kunjunganmu
dalam jelma angin
kau telah sempurna
sebentuk puisi tuhan
2023
Taman Hutan (1)
: endah w
di bawah mahoni
bersama kupu-kupu putih
engkau ikrarkan janji
dengan frasa yang tak terkatakan
dalam kilas pecah kepingan matahari
jatuh melalui celah rimbunan
yang disambut seyummu
2023
Cermin Pelacur
Si gadis berdiri di depan cermin kamarnya
ia bercerita dengan dirinya yang lain.
Dan setelah mendengar ceritanya sendiri
Ia tidak menangis dengan kisah sedihnya
Ia tidak tertawa dengan kisahnya yang bahagia
Ia hanya tertenung
Sebab tak mengerti arti makna kecantikannya
2023
Dua Wajah
seolah punya wajah ke dua
ia cuma tak kenal dirinya
yang berada di balik cermin
tapi latar di belakang sosoknya itu
terbentang dunia
yang merupakan perayaan
sekaligus hidangan
untuk saat-saat paling buta
yaitu tawa palsu para boneka
2023
Taman Hutan (2)
ranggas pohonan
reranting bersisian
membelikat
hanya lambai alang-alang
mengabarkan padanya
akan dongeng kehidupan
seekor kupu-kupu kecil
meliuk di antara
sela kakiku
mengemis
namun menolak untuk ditangkap
2023
Kerisauan
dunia berantakan
pertanyaan tak terbatas
rekah pada benak
2023
Malam Kota
kepalamu yang malam
telah hitam
sepi bergegas mengisapmu
tanpa purnama
sunyi berlalu-lalang mengitari
membeban segala berat
dalam dada
aku terbuang
ke lorong-lorong gang
serupa
di sebuah sudut
seekor tikus
cecah
terlindas roda
lena di tepi jalan asing
lalu terdengar
suara lirih tak utuh
belulang retak
oleh gigi kucing liar
2023
Tak Bersemi Musim
tubuh kita kosong
tak bersemi musim
kita sendirian
terlanskap di lukisan luka
2023
Dion R. Prasetiawan. Bertempat tinggal di Pekanbaru. Pegiat sastra di komunitas Suku Seni Riau. Beberapa karyanya pernah ditayangkan dibeberapa media massa.