Ratu Renjana II
Pembawa cinta yang merebak
Di kala binar menjadi riang
Di kala sendu menjadi sayu
Dan kilatan murka matamu
Dijejali lebar mulutmu
Namun sediakala kasih
Di setiap ujung jejak langkahmu
Gadis Tuli
Di kakinya ia berdiri
Wajahnya lusuh ditutupi jari
Kelopak matanya
Dipenuhi sesak
Tertimbun sembab
Bibirnya bergetar
Menggigit jerit
Menangisi masa
Sepanjang untaian kata
Semua irama tampak sama
Dalam tangis tawa jua
Tersisa letupan-letupan rinai
Di palung kemuraman
Doa Seorang Pendosa
Langit menguap
Pada rinciknya sunyi
Di malam panjang
Kisah-kisah pun
Menyorong dipentaskan
Anak turunan adam
Pertalian jaya binasa
Di teluk atma
Menjadi bait-bait
Pujian kepada tuhan
Permohonan mutlak
Kebinasaan sirna
Berlandaskan surga
Tanpa ruang-ruang neraka
Aku Adalah Sekumpulan Buah
Aku adalah sekumpulan buah
Yang berbaur aneka rasa
Dibalut bumbu penyempurna
Setiap Bulan Ketujuh
Setiap bulan ketujuh
Aku menjelma rekah
Tumbuh jadi bunga-bunga
Memastikan senyum
Sukacita
Setiap bulan ketujuh
Aku menjelma hujan
Mengalir jadi genangan asih
Memastikan hangat
Terdekap dalam damba
Setiap bulan ketujuh
Aku menjelma bulan
Menjadi terang di bayang tubuhmu
Memastikan jejak jalan
Yang membawamu
Sampai tibalah
Di bulan tujuh ini
Aku malah menjelma Api
Membakar mekaran bunga
Menguapkan genangan
Menjadi terang tanpa malam
Jam Tangan
Kalau kau jadi waktu
Kan kupenjarakan
Dirimu di dalam jam tanganku
Ine Rahmatunisa, lahir di Tasikmalaya, 22 September. Saat ini mengenyam pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia prodi PGSD. Senang menulis puisi dan membaca novel sejarah fiksi. IG @its.naya_22