Menuju Pulau, Air Matamu

17/05/2024

MENUJU PULAU, AIR MATAMU

 

Rinduku

Mata air

Tanah kering

Laut meluap

Jadi air mata

Sebab sudah lama aku menunggu

Tak sampai juga di dayung perahu

Menuju pulau

 

Kita-kita sendiri

Menunggu sebab

Aku datang

Pada musim yang kemarau

 

 

DI ATAS PLUTO

 

Di atas Pluto

Kuda sembrani

Dan rusa sinterclaus

Berlarian

Mengejar sepasang peri kecil

Dengan maksud ingin memberi hadiah

Sayap - sayapnya indah

Dari serat udara

Dan akar albasiah

Di atas Pluto

Cuaca memburuk

Telah kubawa jaket tebal

Pemberian dari Sulaeman

Itu paling mahal, katanya

Lehernya dari bulu domba

Sampai tak ada dingin yang datang

Gunakan untuk berjaga pula

Sebab bencana masih di mana-mana

 

 

DI KANTOR DINAS

 

di kantor dinas

yang sinis orangnya

berkemeja putih

rambut rapi

bedak tebal dan lipstik mahal

lantas melayani seenaknya

di pojok belakang

bayi merengek digendong emaknya

dia takut tidak punya akta lahir

lantaran cara buatnya sulit tak habis pikir

dia takut tak dapat KTP kalau sudah besar

sebab dana blangkonya nyasar

masuk rekening pejabat lapar

 

 

NAPAS JEJAK

 

Adalah nafas yang menyisakan jejak-jejak,

samar dan bayang

beuti waktu yang malang

 

 

PADA BANYU

 

Akan ke mana kita menata jejak

sedang lautan mati

adalah keheningan maha abadi

apakah awi-awi tua

masih menjadi tempat kita bertahan

dari banyu

dari buih

dari hidup maha perih

 

 

Agus Salim Maolana lahir di Tasikmalaya, 21Agustus 1997. Menulis puisi, cerpen dan esai. Aktif di instagram @agussalimmaolana276.