Sebelum Aku Lahir
Ada hembusan kata
merasuki alam sadarku
“Jangan jatuh dari hati”
katanya, berulang kali
2023
Tak Ada Aku
Pada luas senyum yang mengambang itu
hilir-mudik kapal berlayar
mencari tawa yang hendak dijaring,
begitu lihai
Ikan melompat gembira
tak satu pun dapat ditangkap
Menepuk air
buat gelombang-gelombang kecil
hentakan kapal, laun-laun
berlabuh
menggenggam sesal
Berulang kali
kubentangkan layar
tak kutemukan, aku
Pada senyum yang mengambang itu
Pada tawa yang cerah itu
Pada bahagia yang terik itu
Tak ada aku
Di lautan itu
Di terik matahari siang
Di waktu cerahnya langit
Di setiap kicau dan angin yang berhembus
dalam ingatan yang perlahan melupakanku
2023
Bicara Tentang Jumat Lagi
Tak habis cerita, jika
bicara tentang Jumat,
selain sandal hilang, atau
anas yang begitu memeras, juga
hujan deras.
Salah satunya,
waktunya untuk mencari berkat.
2022
Orang Bilang Senin itu
Berasal dari peluh, yang
dikeluarkan sabtu-minggu
Penuh misuh-misuh
Tampak kumuh
Tapi, selalu butuh
2022
Malam Penuh Riak Hujan
Tiap kali malam berbincang, dengan
bulir-bulir hujan
benakku teriak, mengingat gemercak
senyummu mengalir
membentur-bentur sanubariku
Seperti malam ini, malam
penuh riak hujan
rinduku bergejolak, melompat-lompat
mencari suaramu
dalam gelapnya malam & riak hujan
2022
Mungkir
Bahwa sajak-sajak ini
Serupa air di atas
Daun talas
Bergulir-gulir, lalu
Hilang
Tak berbekas
2022
Biodata Diri
Muhamad Rifki Abdul Basit. Mahasiswa tingkat akhir pendidikan sejarah yang sekarang guru honorer, terkadang suka menulis puisi yang diunggah ke sosial media pribadi, dan pada tahun 2019 sempat menerbitkan buku kumpulan puisi yang berjudul “Inikah Puisi: Kumpulan catatan-catatan yang dia anggap puisi” yang diterbitkan oleh One Peach Media. No Hp : 085864980476. Medsos : IG (@aloerifki33)