PADA PUSARAN WAKTU
Pada pusaran waktu
Hari-hariku semakin kering
Kemarau panjang melanda dada
Hatiku terpenjara kilau fatamorgana
Dalam geram derita tiada tara
Aku tandai cinta dan pengkhianatan
Sebab kesengsaraan semesta
Adalah kesengsaraanku juga
Saat pagi pergi
Menuju siang menuju sore menuju malam
Seluruh gerak tangan dan kaki
Jadi semakin tak berarti
Aku tak lagi bisa memberi arti
Pada seluruh hari dan diriku sendiri
Pada pusaran waktu
Aku semakin terpuruk
Dicerca kata-kataku sendiri
Yang semakin buruk
Semakin busuk.
Baiklah
Aku kalah. Aku kalah!
2021
WAKTU YANG PERGI
Bulan berkaca di riak waktu
Jasadnya terhanyut dihempas ombak.
Bertahun tahun lalu
Sesungguhnya ia telah datang padamu
Memintamu untuk menjemputnya. Tapi mana kau mau tahu?
Kau terlalu sibuk dengan urusan yang penting
Dan mahapenting menurut dirimu
Meski sesungguhnya cuma perkara tetek bengek duniawi yang taik
Kini bulan terhanyut di gelombang waktu
Entah ke mana
Aku tak tahu
Dan kau kelimpungan dalam sesal
Karena telah abai
Pada satu-satunya cinta
Yang tersedia
2022
SAUDAGAR DUSTA
Dustamu dusta dusta dusta
Berderet panjang sebatas hitungan usia
Tak tahu menuju ke mana
Dusta dusta dusta dustamu
Berbaris seperti tentara
Bahkan ketika kau kentut
Bau kentutmu pun menjelma dusta
Dusta dusta dusta bin kentutmu
Semerbak membau seluas cakrawala
Anehnya kau malah bangga
Kau malah merasa perkasa
Dan menurutmu, di manapun
Tak ada yang lebih perkasa darimu
Dari kentut dan dusta dustamu
2022
SENJA DATANG
-- untuk DE
Senja datang dengan warna yang kusam.
Di hatiku tak ada angin dan bintang-bintang.
Engkau di mana?
Tak di mana pun suaramu aku dengar
selain resonansi yang lekat di hati sunyi.
Sosokmu tak kutemu selain bayang kelam yang kabur
Lengkapi hari.
Kini aku hanya bisa diam memaku diri,
kadang terengah menepis beban
yang kian menghimpit hati.
2021
SEBUAH KEMATIAN
Sungguh aku merindukan sebuah kematian yang indah
Ia mungkin seperti sebuah rumah yang mungil tapi indah
Dan aku pulang kepadanya karena lelah. Karena seharian terus berjalan tak henti hentinya.
Saatnya aku pulang karena lelah
Bukan karena bosan terus berjalan
Bukan pula karena malas untuk terus berjalan
Tapi aku pulang semata karena letih. Karena takdirlah yang telah membuat tubuhku letih.
Maka jangan kausalahkan kalau aku tiba-tiba pulang kepadanya, kepada rumah kecil yang indah tiada duanya.
2021