PAGI YANG LIAR DI KOTAMU
Membaca pagi yang liar di kotamu
ada kalimat-kalimat kesedihan
yang suatu hari nanti akan aku rindukan
seperti cermin yang merindukan wajah basah
atau seperti seprai merindukan rambut yang berjatuhan
Membaca pagi yang liar di kotamu
frasa-frasa muram yang kau tulis di jalan-jalan berkabut
memenggal perdebatan kita tadi malam
aku tahu tak ada pertemuan berikutnya
Pagi ini di kotamu
engkau dibangunkan rayuan-rayuan lain
di kamar puisi yang lain
Aku membacanya sendirian
2007
SEEKOR BURUNG TUYUR
: Mengenang K.H. Andi (alm.)
Dari langit, seekor burung tuyur
terbang ke atap rumahmu yang meneduhkan
kepaknya malaikat, nyanyiannya decak Tuhan
di telingamu ia membisikkan surga
suaranya seperti bebatuan yang menggelinding
di dasar sungai
neraka padam seketika
2007
ALFALFA, 3
Aku alfalfa
di laut dilukai gegaraman
di langit diusir matahari
2008-2016
PEREMPUAN MALAM SERIBU BULAN
Wahai perempuan malam seribu bulan
yang selalu perawan tiap kali engkau datang
Dengan mahar seribu riadat, aku meminangmu.
2008-2015
Tentang Pensyair
Yana S. Atmawiharja lahir di Garut. Saat ini sampai saat yang tidak ditentukan masih gemar berteater bersama Teater 28 dan Teater Suami Istri. Menulis naskah drama, cerpen, fiksimini dan puisi yang dimuat di beberapa media. Mengamalkan ilmu pendidikan di SMP IT Al-Faqih Manonjaya. Beberapa kali menjadi pemantik dalam seminar, workshop, dan bedah buku.
Beberapa karya yang sudah dibukukan, di antaranya, kumpulan puisi “Akhir-akhir Ini, Aku Gemar Menerka-nerka” (Langgam Pustaka, 2017), “Kampung Halaman” (Langgam Pustaka, 2018), dan kumpulan cerpen “Bagaimana Aku Kehilangan Cinta, Bagaimana Aku Menemukan Cinta” (Langgam Pustaka, 2020).