Pekik Malam Buta
Aku tak pernah serindu ini,
Kau mematri,
Menggema lagi.
Kala labuhan kisah usai,
Kau bertandang kemari,
dalam dini hari.
Kau toreh bait sendiri
Kurangkai baris puisi
benar-benar jeli.
Kita telah selesai,
Tapi...
tak pernah sampai.
30 Desember 2020
Mak!
(Antologi Emak dan Rantau I)
Mak,
Apa kabar?
lama ku tak dengar kau berteriak kala aku manai-jedan,
dan menaruh ember sembarangan.
Tak ada lagi yang melarangku mandi hujan,
marah ketika lambat makan,
dan pelukan erat waktu pamit di pelabuhan.
Aku sudah besar.
Budak cengeng yang kau antar-jemput sekolah dulu,
kini dewasa oleh rantauan.
Banyak keluh ingin kubagi dari segala beban
aku malu, aku segan.
Sarat masalah menumpu tetap bertahan.
Bujangmu rindu dalam kepenatan.
Gubuk Buruk
(Antologi Emak dan Rantau II)
“Masuk, tunggu reda!”
Jerit dulu begitu sendalu,
teduh.
Gaharu hilang using, hijau terus datang.
Kidung berlagu rintik syahdu.
Serongkeng sudut pintu
saksi bisu,
betapa dulu, kasih tak layu.
Dasawarsa memutar waktu
Berpeluk sepi memangku sedu.
Renyai tambah pekat
Gerimis memanggil lebat
Rindu menggerayang tanpa obat.
Mak, aku sekarat.
Balada Durhaka
(Antologi Emak dan Rantau III)
Dua ribu tiga, rantau samar dan kota ranum mekar
Aku berkata lalu emak mengiya,
"Aku pulang sebelum petang."
Bergulir rangkai masa, pagi menyapa hangat
Aku lebur dengan surya dan siang memeluk erat
Lama, sampai diri lupa siapa.
Kini, sepi merumahi raga kala tubuh sudah papa
Harta sirna dalam foya, tak bersisa apa-apa
Rindu berlabuh mengenang desa.
Aroma tanah basah selepas hujan
mengulang ingat tentang dulu yang tak sesat.
Malam telah menyapa sedang aku hampir tiada
Peluk emak di dermaga, menjadi bingkisan tanpa lupa
Janji yang terucap bersama harap, berakhir dusta yang meraja
Petang telah hilang,
aku berpulang.
Tepian Jogja, Juni tahun kini.
Meditasi
Kepada raga, untuk setiap bagian yang kusangsikan,
Terima kasih sebab memilih untuk bertahan.
Kepada jiwa, untuk setiap iri yang kurasukkan,
Terima kasih sebab memusnah secara pelan.
Kepada pikiran, untuk setiap serapan keburukan,
Terima kasih sebab memudar dengan perlahan.
Andri Septio Wibowo, lahir di Selatpanjang, 12 September 1998. Aktif bermedia sosial di Instagram dan Twitter @andriseptio_ serta Facebokk Andri Septio.