Suatu Jogja di Hari Itu
Lagu-lagu mengkultuskan namamu
Menulisnya di bait-bait
Selaras harmoni
Seperti angin yang berembus
Setiap subuh menceritakan embun
Ingatanku menziarahimu
sebab kudengar ingar bingar
dari ricik-ricik warta
perihal rindu yang kembali dibuka
Aku tak ingin ke Prambanan
hanya untuk menemukan
kutukan budak cinta di zamannya
Kakiku lebih fasih membaca
Petak-petak peradaban
Atau menuju Keraton
hanya untuk playon
Di sela rindang pohon
Lebih dari puisi, engkau adalah
Kata-kata yang emringah
Menyambut para peziarah
Meski ada kotak kecil
Yang kau simpan
Di saku kiri baju hem:
Garis-garis kepedihan
Bandar Lampung, Februari 2023
Dalam Semangkuk Indo(mie)nesia
Bahkan penyair pun,
tak mampu menuangmu ke dalam semangkuk puisi
Sampai ia harus memperagakan cara memasaknya
Saat ia lapar diksi
Hingga:
Di ruang antara tangis dan tawa
Di usia tua yang kehilangan bulan
Negeri ini seperti Ibu
resah menghitung anak-anaknya
yang hilang ditelan kelaparan
Doanya yang wangi seperti rempah
Mengundangku hidup kembali
Menelusuri rasa tanah ini
Dalam semangkuk Indonesia
Konon, cerita bermula dari abad pertama
Hingga perjalanan yang tak kenal batas
Membawa kemasan kenikmatan
Melanglang buana
Menjelajah ruang angkasa
Dari Indonesia, untuk seleraku
Bandar Lampung, September 2022
Cinta Telah Mati
Cinta telah lama mati
Ia dikubur dalam-dalam
Pada suatu lembah asing
Yang rimbun dengan hujan
Apakah ia akan tumbuh kembali
Sebagai bunga warna-warni
Atau terurai seperti bangkai
Cinta telah lama pergi
Ke kota tua yang ditinggal
Semua penduduknya
Termasuk burung-burung
dan kupu-kupu
Akankah ia kembali
Membawa cerita yang dirindukan
Atau menghabisi usianya di sana
Jika sesekali kau pernah
mendengar riwayatnya
pastilah itu dari burung
terakhir dari kota tua
atau mungkin saja kabar
dari kupu-kupu yang
mendengar dongeng
dari bunga-bunga
yang ia hisap nektarnya
Kalaupun kau mendengarnya
Cinta telah lama tiada
Ia telah tenggelam
Di palung mariana
Bersama luka yang ia dapat
Dari pengkhianatan
para manusia
Bandar Lampung, Februari 2022
Manuskrip Hujan
Pada bulan-bulan kering
Hujan menuliskan manuskrip
Sesekali, ia bacakan :
Dengan lirih dan penuh perhitungan
Pada bulan-bulan basah
Hujan adalah rentetan kata
Pada manuskrip angin laut
Yang tidak terekam oleh bahasa
Dan kamus besar di laci meja
Ketika angin membuka pintu musim
Hujan mengarang syair
Di bebatuan dekat sungai
Di akar-akar pohon
Yang daunnya mengering
Yang batangnya telanjang
Bandar Lampung, November 2022
Narasi Pagi
Pagi itu masih pukul enam
Suara deritan pintu kamar terbuka,
Keluarlah sepasang mata dengan langkah setengah jadi
Menuju teras, menenteng rokok dan korek api
Baru masuk sepertiga api.
Di hadapan rumahku,
dan Ibu menghampiri,
“Wong bokong panci saja belum sempat diasapi,
kamu malah buang-buang asap di depan pagi,”
kata Ibu macam politisi.
“Karena cuma duit yang tak boleh dibakar,
makanya diubahlah jadi cerutu.
Coba kalau kayu bakar itu beli di dekat kantor presiden,
Pasti bukan dibakar, tapi direbus seperti ubi.”
: Pikirku menentang Ibu
Pagi itu aku tak mau sumbar, aku sunyi
Pulang ke dapur mengebuli pawon.
Pawon apalah itu. “Biar bokongmu jera,”
kata Bapak macam polisi.
O, Tuhan, ikutkan seluruh dinding itu,
dalam usaha bapakku
menghitamkan bokong wajan
Candipuro, 22 Maret 2019
Imam Khoironi. Lahir di desa Cintamulya 18 Februari 2000. Masih mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris di UIN Raden Intan Lampung. Punya cita-cita jadi terkenal. Tidak terlalu suka seafood dan kucing. Penggemar mi ayam dan bakso garis keras ini suka nulis puisi, cerpen kadang-kadang juga esai.
Buku puisinya berjudul Denting Jam Dinding. Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai online seperti Simalaba.com, duniasantri.id, negerikertas.com, ceritanet.com, nongkorong.co dan lainnya. Dan media cetak seperti Malang Post, Riau Pos, Radar Mojokerto, Banjarmasin Pos, Bangka Pos, Denpasar Post, Pos Bali, Bhirawa, dan lainnya. Puisinya masuk dalam buku Negeri Rantau; Dari Negeri Poci 10 dan banyak antologi puisi lainnya.
Ia bisa distalking di Facebook : Imam Imron Khoironi, Youtube channel: Imron Aksa, Ig : @ronny.imam07 atau di www.duniakataimronaka.blogspot.com.