Yang Tak Kembali
Kutitipkan cinta di sayap angin,
Namun ia terbang, tak pernah singgah.
Senyummu, pendar jauh di ufuk pagi,
Hanya bayang, tak pernah mendekat.
Aku merangkai harap di sunyi,
Kau bisu, seperti bintang yang hilang.
Dalam setiap jejakmu, aku tersesat,
Mengejar langkah yang tak pernah ada.
Rinduku seperti hujan di padang tandus,
Tak menyentuh, tak menumbuhkan.
Dan kau, bagai malam tanpa pelita,
Gelap, namun tak pernah kuragu cinta.
Aku mencintai dari jarak yang tak terukur,
Tanpa janji, tanpa pulang.
Seperti angin yang pergi tanpa arah,
Aku tinggal, namun kau tak pernah kembali.
Dalam Senyap, Waktu Terlipat
Dalam senyap, waktu terlipat
Detak-detik serupa malam
yang tenggelam perlahan
di batas kabut, bayangmu terbit
lebur dalam kelam yang pekat
Kau hadir dalam sunyi yang tak berbatas
menyusup lirih di antara jeda napas
menganyam jarak menjadi debar
aku hanyut dalam arus diam,
menunggu terang yang kau bawa pulang
Tanpa Kata, Tanpa Suara
Rindu adalah jejak langkah
yang tak pernah padam,
menyusuri sunyi tanpa sapa
Ia hadir,
mendekap waktu dalam hening,
merambat pada dinding kenangan,
mencari ruang untuk pulang
Lalu di ujung malam
aku dan rinduku beradu pandang
terdiam, saling menunggu
tanpa kata, tanpa suara
Kenangan
Hening yang bernafas, Kenangan!
ia tersimpan dalam sela waktu,
di sana ia duduk, tak pernah berubah
meski dunia terus berputar.
Seperti daun yang gugur di musimnya,
kenangan berjatuhan, satu-satu,
melekat pada tanah ingatan,
menghidupi hari yang tak terulang
Dalam diamnya, ia menanti
tak untuk pergi atau kembali
hanya ada, menjadi cerita,
yang tak pernah usai
Cinta Kasih
Cinta, nyala tenang,
menyusup seperti embun
menyentuh tanpa jejak.
Kasih, ruang luas,
menampung tanpa batas,
tempat hati pulang.
Di batas tanpa rupa,
mereka berpadu:
rindu bermuara,
jiwa menemukan rumah.
D. Giatama, seorang Guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Tasikmalaya yang lahir pada 01 Juni 1995. Sebagai alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Siliwangi Tasikmaya yang aktif dalam penulisan sejak kuliah sampai sekarang. Dari mulai Esai Cinta Goa Garba (Koran Radar Tasikmalaya 2015), Esai Kerinduan dan Sentimentil Gus Mus (Koran Radar Tasikmalaya 2015), Esai Lambung Padi (Bedah Buku Diksatrasia 2016), Esai Peony dan Beberapa Permasalahannya (Bedah Buku Diksatrasia 2017), Antologi Puisi Untukmu Satu Nama (Kaifapublishing.com 2016), Antologi Puisi Menanam Puisi (Langgam Pustaka 2016), Antologi Puisi Dinding, Meja dan Jejak di Jendela (Langgam Pustaka 2018), Kumpulan Cerpen Pewaris (Langgam Pustaka 2023), Esai Sisi Gelap Era Digital: Ancaman Prostitusi Online di Indonesia (Radar Tasikmalaya 2024)